Selasa, 08 Desember 2015

Riba dan bunga

Nampaknya hinga saat ini pembahasan mengenai riba dan bunga bank masih hangat di kalangan praktisi dan intelektual bank. Dan sepertinya fenomena ini akan berlangsung sepanjang zaman. Mengapa demikian? Karena memang pembahasan ini berada di ruang ijtihad manusia. Bukan pada hukum yang mutlak telah ditentukan oleh Allah SWT. tidak heran jika ada perbedaan pendapat dikalangan masyarakat secara umum dan kaum intelek secara khusus. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika kita ingin membahas riba dan bunga bank. 
Pertanyaan yang pertama kali muncul pastinya adalah apakah bunga bank itu riba? Untuk menjawab ini saja ada banyak ilmu yang harus dipahami betul betul. Pembedaan istilah antar bunga dan riba terjadi antara abad ke 15-17. Sebelum itu bunga itu juga dianggap riba. Bukan hanya agama Islam saja yang berpendapat demikian. Orang-orang Nasrani, Yahudi, bahkan sejak zaman yunani kuno riba telah dianggap sebagai sesuatu yang menjijikkan. Namun pada abad ke 15-17 ada banyak filsof yang mencoba membedakan antara bunga dan riba. Mungkin yang melatarbelakangi fenomena itu adalah adanya revolusi industri yang tentunya membutuhkan modal besar dalam pelaksanaanya. Sehingga muncul pendapat bahwa riba itu adalah tambahan atas hutang yang digunakan untuk konsumsi. Sedangkan bunga adalah tambahan atas hutang yang digunakan untuk produksi. Dan memang dalam tatanan ekonomi modern tidak bisa memisahkan riba darinya.
Namun apakh pendapat tersebut bisa diterima di kalangan umat Islam? Untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel Quraish shihab yang berjudul 'Riba dalam Alquran' dan juga bukunya Dawam Raharjo yang berjudul 'Ensiklopedi Alquran'. Dan juga literatur" yang dirasa perlu untuk memahami hal tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar