Senin, 14 Desember 2015

Nilai negatif pergaulan remaja

Masa remaja sebagai masa peralihan, masa ini rawan dengan beragam gejolak dan masalah. Perhatian keluarga akan sangat membantu remaja untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Fakta dilapangan menunjukan bahwa, hampir semua remaja selalu disibukan dengan beragam kesibukan untuk mengurus kesenangannya sendiri.
Apabila remaja di hadapkan dengan dunia luar atau lingkungan yang kurang serasi dan penuh kontradiksi, maka akan  dapat mengacaukan mental dan sikapnya. Akibatnya, banyak remaja yang mudah galau dan gundah gulana, hidup dalam kecemasan, ketidakpastian, dan kebingungan. Jika kondisi tersebut tidak mendapaatkan perhatian, maka akan  menyebabkan timbulnya kelainan kelakuan remaja yang membahayakan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain yang berada disekelilingnya.
Banyak di antara mereka yang tidak sanggup mengikuti pelajaran, hilang kemampuan untuk konsentrasi, malas belajar, patah semangat dan sebagainya. Tidak sedikit pula yang telah jatuh pada kelakuan yang lebih berbahaya lagi menjadi nakal, hidup mengganggu dan merusak ketenteraman masyarakat serta melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya dengan menyalahgunakan narkotika dan obat-obat bius lainnya.
Sedangkan di sisi lain perkelahian massal antara remaja Sekolah Menengah, perusakan bis kota, perampokan bis, penodongan, penyalahgunaan alkohol, obat bius, perkosaan, pembunuhan, pelacuran dan banyak lagi tindakan remaja yang perlu mendapat sorotan dan penanganan serius. Semakin hari perilaku remaja kita semakin menjadi negatif dan mengarah kepada asusila. Kebanyakan dari remaja apabila dinasehati akan berkata: “jangan sok alim, kelakuanmu juga belum tentu benar”. Inilah bukti dari nubuatan rasul yang memprediksi suatu kondisi diakhir zaman.
Menurut keterangan salah satu kitab klasik, pasar merupakan seburuk-buruk tempat, lawannya adalah masjid, sebagai sebaik-baik tempat. Begitu pula mall dan super market merupakan pasar yang tingkatannya lebih tinggi, sebagai bagian dari “seburuk-buruknya tempat” yang banyak menghadirkan godaan duniawi[hendonis]. Mereka yang tidak bisa mengendalikan diri, melihat berbagai iming-iming, bisa membelanjakan uang sebanyak-banyaknya tanpa terkendali.
Selain muncul godaan dan iming-iming barang jualan di toko, kemudian muncul “jualan” yang lain, diantaranya; penjaja asmara. Ambisi-ambisi duniawi terus melebar, menjadi serba kurang dan cenderung rakus. Semakin kuat godaan, semakin melarutkan nilai-nilai moral. Mereka yang tidak kuat iman, karena di kantong ada uang cukup, tersedia credit card dan ATM card dapat menumpahkan segala hasrat yang menyesatkan setiap orangyang lemah imanya.
Kata Ronggowarsito : “ Di tengah zaman edan, yang beruntung adalah yang selalu ingat dan waspada”. Ingat, bahwa masih ada kelanjutan kehidupan setelah datang kematian. Waspadalah terhadap godaan, karena itu setiap remaja harus mewaspadai perilaku negatif berikut:  1) Suka keluyuran, habiskan waktu tanpa agenda dan tujuan yang jelas. 2) Bermalas-malasan, dan suka menunda atau meringankan pekerjaan.3) Ragu-ragu dan cenderung bimbang menjalani kehidupan, 4) Sering mengecilkan kemampuan dan potensi diri sendiri, 5) Mementingkan bermain ataupun santai katimbang belajar, 6) Mudah larut dalam berbagai kesenangan tanpa perhitungan, 7) kaum remaja ada kecenderungan untuk mengabaikan segala kebiasaan baik yang sudah biasa dilakoni, mulai malas belajar, malas beribadah, malas berkarya dan lainya.8) munculnya praktek hidup sehari-hari, dengan gaya hidup penuh santai, kongkow-kongkow di pingggir jalan, main-mainan yang memakan waktu lama  ( billiard , play sation, karambol, skak, dll )  bersenda gurau berlebihan, jalan-jalan pagi atau sore di hari libur, nonon TV berlebihan, nonton hiburan yang sangat hura- hura dan tidak mendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar