Senin, 14 Desember 2015

Perkembangan emosi masa remaja

Produksi hormon dan keadaan hormon yang meningkat akan menyebabkan labilnya emosi remaja. Akibatnya banyak terjadi gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan yang melanda remaja. Goncangan psikis emosional juga akan menyebabkan remaja melarikan diri dari kenyataan hidup lalu menjadi pecandu alkohol, obat bius, pelaku seks bebas dan ada pula yang lari kepada psikhiater, tentu saja bagi mereka yang orang tuanya tergolong mampu (kaya). Sedangkan bagi yang miskin akan mencari guru-guru ilmu kebatinan atau mistik guna dapat menuangkan curahan emosi yang meluap. Beberapa keadaan emosi pada usia remaja yang paling menonjol dapat dikemukakan sebagai berikut:
Gangguan Jiwa Berat; sering kali muncul pertama kali pada usia remaja, yaitu Skizofrenia. Jenis gangguan jiwa yang sangat mudah dikenali dari gejala-gejalanya, orang awam menyebut dengan istilah syaraf atau gila.
Gangguan Kepribadian; Pada usia remaja sering kali muncul gangguan kepribadian dengan tanda-tanda, seperti suka berbohong, melakukan tindak kriminal, penyalahgunaan obat bius, minuman keras, bolos sekolah, ikut kelompok kejahatan, mencoba-coba sesuatu yang tidak lazim dan lain-lain.
Menantang atau Melawan Tatanan; Sebagian remaja cenderung melawan otoritas atau memberontak sistem kehidupan yang menurutnya tidak sesuai. Tindakan tersebut mencerminkan bahwa dia telah menjadi seorang individu yang otonom.
Mencari Perhatian; Remaja pada umumnya mempunyai perhatian yang besar terhadap dirinya sendiri untuk ditonjolkan. Remaja putra atau putri mulai memperhatikan bagaimana mode yang sesuai dengan dirinya, mulai dari cara berpakaian, make up, model rambut dan lain-lain.
Butuh Akan Cinta; Mulai tertarik lawan jenisnya, mereka mulai merasakan apa yang namanya CINTA. Merasakan getaran-getaran yang menyenangkan bila bertemu dengan lawan jenis yang disukainya. Bila tak bertemu beberapa hari saja, akan sukar tidur dan gelisah karena terbayang terus pujaan hatinya.
Terikat Dengan Kelompok; remaja dalam kehidupan sosialnya sangat tertarik dan terikat pada kelompok sebayanya. Karena itu apabila tidak  ada saling pengertian, maka sering terjadi konflik antara anak dan orang tuanya.
Ingin Tahu dan Mencoba; Hasrat ingin tahu dan ingin mencoba yang baru sangat besar dan bergelora dalam diri setiap remaja. Apabila hal ini timbul dalam segi seksual, kemudian tidak mendapatkan perhatian, maka remaja akan melakukan pelampiasan seks dan tidak jarang akan melakukan penyimpangan seksual yang akan berakibat fatal bagi masa depan remaja.
Mencari Figur Idola; Mereka mencari figur orang lain di luar rumah yang dirasa paling baik bagi dirinya, seperti guru, tokoh seniman, tokoh agama, tokoh kriminal dan lain-lain. Adanya perasaan tidak menentu mengenai pengertian dewasa.  Di satu pihak ia ingin berdiri sendiri, sedang di lain pihak ia masih ingin dilindungi atau bergantung pada orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar