Akhlak yang baik adalah pondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang bertaqwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat tertinggi. Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di Hari Kiamat nanti dari pada akhlak yang baik. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi: “Tidak ada amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada Hari Kiamat nanti daripada akhlak yang baik.”(H.R. Imam Turmudzi). Rasulullah SELALU menasihati kepada orang yang meminta nasihat kepada beliau dengan nasehat “pergaulilah orang banyak dengan akhlak yang baik”.
Oleh karena itu sebelum kita merubah akhlak buruk menjadi baik, terlebih dahulu kita persiapkan diri untuk menjadi teladan. Sehingga segala perkataan kita dapat diterima dengan ikhlas. Sebagaimana buruk dan rusaknya perbuatan bangsa Arab sebelum datangnya Islam, hanya dengan hadirnya seorang suri tauladan yang kamil, tutur katanya lembut tidak di dasari hawa nafsu, maka bangsa Arab itu dapat berubah menjadi berakhlak mulia.
Untuk membangun keluarga yang harmonis sangat dibutuhkan pemimpin keluarga yang dapat diteladani. Pimpinan keluarga menjadi penentu dan teladan utama bagi anggota keluarganya. Karena itu gaya dan perilaku anak akan sangat tergantung kepada didikan yang diberikan orangtuanya dalam memberikan perhatian dan kasih sayangnya. Apabila pimpinan keluarga (orangtua) tidak baik, maka hampir bisa dipastikan sebagian anak-anaknya akan bermasalah dalam mengurus segala keperluan hidupnya.
Rasa kasih sayang yang dalam didapatkan sepenuhnya dari sang ibu, yang merupakan sumber kehangatan bagi anak. Hal ini menumbuhkan rasa diterima serta rasa aman bagi perkembangan dan pertumbuhan dirinya. Sedangkan ayah sifatnya mengembangkan kepribadian, menanamkan disiplin, memberikan arah dan dorongan serta bimbingan agar anak bertambah berani dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Ayah dan ibu, keduanya harus saling kerjasama dan saling menunjang, bukan saling bertentangan yang dapat mendatangkan pertengkaran. Bila ayah sering memberikan dorongan dan bimbingan maka ibu harus memberikan keyakinan dengan rasa kehangatan, keamanan, penuh kasih sayang. Anak akan mampu melakukan apa yang dikatakan oleh sang ayah. Jangan lakukan yang berlawanan dengan ucapan ayah, begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya remaja memerlukan adanya hubungan harmonis dengan sesama anggota keluarganya. Remaja juga membutuhkan suasana demokratis, kritis, jujur dan keterbukaan saat berkomunitas dengan anggota keluarganya sehingga segala masalahnya dapat dikomunikasikan dengan baik. Termasuk semua permasalahan yang mendasar, seperti bagaimana cara menanamkan aqidah kepada dirinya.
Oleh karena itu, pengarahan yang tepat adalah dengan mengikuti contoh kongkrit lewat keteladanan Rasulullah. Dukungan orang tua dan pendidikan formal insya Allah akan memperkuat dasar aqidah remaja sehingga ia akan siap terjun dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas. Dia bisa menjalankan tanggung jawabnya terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang semuanya akan bermuara pada realisasi tanggung jawabnya kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar